
Selasa pagi, 15 November 2022 lalu, kantor Desa Lembang Mesakada di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dipenuhi oleh warga. Baik perempuan, laki-laki, muda, dan tua memenuhi ruang di lantai satu dan dua. Sebuah tenda yang dipasang di halaman kantor desa juga tampak dipenuhi warga.
Pagi itu, Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children dan Sulawesi Community Foundation (SCF), berkolaborasi dengan Puskesmas Salimbongan dan pemerintah desa, melaksanakan Vaksinasi COVID-19 Inklusif untuk warga di Lembang Mesakada. Lansia, disabilitas, serta masyarakat yang tinggal jauh dari layanan kesehatan merupakan sasaran dari vaksinasi ini.
“Kami sengaja memilih hari Selasa karena hari tersebut bertepatan dengan jadwal pasar di desa, jadi biasanya orang-orang dari seluruh penjuru desa akan turun dari dusun untuk menjual hasil kebunnya,” jelas Hendrik yang merupakan salah satu anggota tim vaksinasi inklusif.
Sekitar jam setengah sebelas siang, vaksinator dari Puskesmas Salimbongan yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Vaksinator harus menempuh dua jam perjalanan untuk menuju Lembang Mesakada. Kondisi jalan yang buruk dan jarak yang jauh menjadi kendala bagi mereka untuk menjangkau seluruh masyarakat yang ingin mendapat vaksin COVID-19.
Tak lama setelah vaksinator tiba, kegiatan vaksinasi pun dimulai. Tim vaksinator dibagi menjadi tiga, dua tim ditugaskan di kantor desa, dan satu tim ditugaskan berkunjung dari rumah ke rumah untuk memvaksin lansia yang tidak bisa ke kantor desa.

Satu per satu warga yang sedari pagi menanti di kantor desa pun mulai dapat divaksin. Hari itu, sebanyak 139 dosis vaksin berhasil diberikan pada warga di kantor desa.
Sementara itu, tim vaksinator yang ditugaskan berkunjung dari rumah ke rumah mendatangi para lansia yang tinggal di Dusun Mada yang berjarak 2 km dari kantor desa.
“Total yang kami datangi ada 16 orang lansia, yang paling muda usia 72 tahun bernama Menan, dan yang paling tua usia 93 tahun bernama Rannu,” jelas Marcelina (34), kader Posyandu di Lembang Mesakada yang membantu tim vaksinator di lapangan.
“Kami mengunjungi lansia ini karena mereka memiliki keterbatasan mobilitas, padahal mereka ingin dan siap divaksin. Rata-rata lansia yang kami kunjungi itu sudah mendapat vaksin pertama dan kedua,” tambah Marcelina.

Siang itu, pendekatan ke warga yang sebelumnya dilakukan oleh para kader Posyandu dan anggota majelis gereja terbukti mampu menumbuhkan kesadaran warga akan pentingnya vaksinasi. Jerih payah tim vaksinasi inklusif pun berbuah manis dengan tercapainya 150 warga yang berhasil divaksin, 25 di antaranya adalah lansia. Sepuluh vial vaksin Pfizer yang dibawa dari Puskesmas Salimbongan pun habis seluruhnya.
Kepala Desa Lembang Mesakada, Yohanis Pakuli, sangat mengapresiasi Vaksinasi COVID-19 Inklusif yang diadakan di desanya. “Program ini sangat bermanfaat terutama bagi lansia yang sudah tidak bisa ke Puskesmas atau kantor desa untuk divaksin. Kami sangat berharap program ini dapat terus berlanjut karena masih banyak warga di wilayah kami yang perlu dijangkau,” ungkap Yohanis.