Menggali Ide Usaha dan Literasi Keuangan Perempuan Adat di Desa Kaluppini

Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, 28 Agustus 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga para perempuan adat, sebuah kegiatan dengan tema “Menggali Ide Usaha dan Literasi Keuangan dari Perempuan Adat” diselenggarakan di kantor Desa Kaluppini, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, pada tanggal 28 Agustus 2024. Kegiatan ini berasal dari inisiatif pemerintah desa dengan mengundang partisipasi aktif dari para perempuan adat di Desa Kaluppini.

Kegiatan ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan yang baik serta menggali potensi ide usaha yang dapat dikembangkan oleh perempuan adat. Selama ini, perempuan adat di Desa Kaluppini sering kali menghadapi keterbatasan akses terhadap modal dan pendidikan keuangan yang memadai. Hal ini menjadi penghalang bagi mereka untuk berinovasi dan membangun usaha kecil dan menengah (UMKM) yang dapat mendukung perekonomian keluarga.

Pemerintah Desa Kaluppini dan Tim SCF yang menjadi pelaksana program Estungkara Kemitraan Partnertship berkolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan ini, berkomitmen untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan literasi keuangan serta mendorong keberlanjutan ekonomi lokal. Melalui diskusi dan sharing session, peserta diharapkan dapat memperoleh wawasan baru mengenai pengelolaan keuangan, strategi usaha, dan cara mengakses modal untuk pengembangan UMKM.

Pada sesi sharing session, Ibu Fatmawati sebagai perempuan adat yang memiliki ide usaha skincare mengatakan, “Saya ada ide dan semangat untuk mengembangkan usaha kosmetik, namun harga kosmetik yang semakin lama semakin mahal membuat saya harus menambah lebih banyak modal.” Saat fasilitator menyinggung mengenai akses permodalan dari pihak perbankan, para perempuan adat terlihat enggan karena kerumitan dalam membayar kredit.

 

Namun, para perempuan adat sangat berharap adanya alternatif permodalan dengan harga pengembalian yang lebih layak. “Kami percaya, jika desa kami, memiliki potensi sumber daya alam dan keahlian sumber daya manusia yang besar untuk mendukung kesejahteraan keluarga dan komunitas kami, tapi kami butuh modal usaha.”

Untuk menggambarkan persoalan tersebut, Dewi sebagai fasilitator kegiatan membuka materi terkait literasi keuangan. Dewi menjelaskan lewat kertas plano mengenai pembagian dompet keluarga dan dompet usaha. Pembagian dompet ini menjadi alur literasi keuangan sederhana untuk membuka kesadaran para perempuan adat dalam mengelola pemasukan dalam sebulan. Menurut Dewi, jika perempuan adat dapat mencatat dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan biaya tidak perlu dan konsisten menyisihkan penghasilan ke dalam dompet usaha, masalah permodalan dan pengembalian kredit dapat teratasi. “Kuncinya adalah konsisten dan disiplin.” Kata Dewi.

Kegiatan ini memang diharapkan oleh pemerintah Desa Kaluppini untuk menjadi wadah berbagi pengalaman dan hambatan antar sesama perempuan adat, yang dapat memotivasi para perempuan adat untuk mengambil langkah berani dan minim risiko dalam mengembangkan usaha. Diharapkan, inisiatif kegiatan ini tidak hanya memberi dampak positif jangka pendek, tetapi juga membangun pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Desa Kaluppini.

Author
SCF

Sulawesi Community Foundation

Leave a Reply

Skip to content