Pemerintah Desa Bulo-Bulo bekerjasama dengan Sulawesi Community Foundation dan Program Peduli menyelengarakan Launching Kesenian dan Kebudayaan To Bentong di kediaman Kepala Desa Bulo-Bulo, Jumat, 6 April 2018.
Salah satu yang khas dari masyarakat bentong (Desa Bulo-Bulo) adalah tradisi bermusiknya. Kepiawaian ini telah dimiliki secara turun temurun dan diajarkan secara budaya.
Permainan musik dimaknai sebagai nyanyian hati oleh masyarakat bentong. Kadang dimainkan dengan alunan nada yang pilu, pada lain kesempatan juga didendangkan dengan suka cita. Namun, dalam arus waktu, tradisi ini sempat tenggelam oleh berbagai alasan.
Semangat warga untuk mengembalikan ingatan akan musik pada akhirnya membuat pemuda desa menggali kembali kemungkinan akan hal tersebut. Melalui pendampingan SCF dengan didukung oleh Kemitraan melalui Program Peduli, tradisi berkesenian, utamanya bermusik ini mulai kembali dihidupkan dan melibatkan lintas kalangan. Anak-anak sebagai generasi pewaris termuda menjadi sasaran penting agar budaya berkesenian ini dapat tertanam dan mendarah daging.
Bupati Barru, Suardi, turut menghadiri sekaligus meresmikan Sanggar Seni dan Kebudayaan To Bentong Desa Bulo-Bulo tersebut. Dalam arahannya, Bupati menekankan pentingnya menjaga kelangsungan budaya dan warisan tradisi dari para pendahulu kita. Baca :Bupati Barru resmikan pembangunan Mushallah Madrasah Qasimiyah Bupati mengatakan akan memberi bantuan serta dukungan maksimal terhadap berbagai potensi yang ada di desa termasuk potensi budaya berkesenian ini.
“Meski masih butuh pembenahan dalam berbagai aspek, kami menyadari ada banyak potensi yang bisa menjadi icon kuat dalam memacu perkembangan desa. Sanggar Seni dan Budaya To Bentong bisa jadi salah satu sarana untuk mendorong generasi muda Bulo-Bulo dalam mengembangkan bakat dan menjaga kelestarian budaya apalagi di era modern sekarang ini,” ujar Suardi.
Selain menyampaikan arahan, Suardi turut menyempatkan untuk bernyanyi diiringi permainan musik dari anggota sanggar dan salah satu masyarakat yang sebelumnya termarginalkan di desa tersebut. Penampilan ini sekaligus menjadi potret kebersamaan dan keseteraan yang coba dicerminakan kepada masyarakat. Pemukulan gendang oleh Bupati pun menjadi tanda resmi dibukanya Sanggar Seni dan Kebudayaan to Bentong.
Muliadi Makmur, selaku Project Manager Program Peduli, mengatakan bahwa launching sangar seni to bentong merupakan wadah interaksi masyarakat agar menuju kesetaraan sosial.
“Melalui wadah berkesenian ini, dapat menjadi jembatan untuk membaurkan seluruh lapisan masyarakat Bulo-Bulo, dan tentu saja menjaga kelestarian tradisi yang hampir dilupakan tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Sulasiyem, salah satu fasilitator lapangan Program Peduli yang turut mendampingi dan mengawal pengembangan potensi desa mengaku bangga melihat masyarakat yang masih sangat antusias dalam melestarikan kebudayaan seni musik tradisional to bentong.
“Sejak 2015 kami mencoba menjadikan seni musik To Bentong ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk berdiskusi dan bersilaturahmi. Dalam kegiatan launcing terbukti bahwa seni tradisional ini bisa menjadi identitas bagi masyarakat Bentong,” ujar Sulis.
Ia juga mengharapkan semangat masyarakat dalam menjaga dan melestarikan seni musik ini masih tetap sama dan lebih berkembang lagi pada generasi penerus berikutnya.
Selain bupati, hadir pula anggota DPRD Kabupaten Barru, Camat Pujananting, staff desa, dan tentu saja seluruh lapisan masyarakat desa Bulo-Bulo yang membuat acara siang itu berlangsung kian semarak.