
Jam menunjukkan pukul setengah sebelas siang saat Santi (29) dan Marcelina (34), yang merupakan tim vaksinasi inklusif, tiba di Dusun Tandung, Desa Lembang Mesakada, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada pertengahan November 2022 lalu. Siang itu mereka hendak mendata dan mengajak warga untuk mengikuti Vaksinasi COVID-19 Inklusif yang akan dilakukan pekan depan.
“Kita kan mau melakukan vaksinasi di kantor desa pada hari Selasa, 15 November besok, jadi kita sampaikan ke mereka untuk datang nanti,” kata Santi yang juga merupakan anggota Majelis Gereja Toraja Mamasa Jemaat Lembang Mesakada.
Dari pusat desa, perjalanan menuju Tandung harus ditempuh selama dua setengah jam. Jalan penghubung antar dusun di desa ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Jurang curam di sisi kiri dan tebing terjal di sisi kanan menjadi pemandangan sepanjang perjalanan. Selain jalan yang licin, di beberapa titik terdapat longsoran sehingga mesti dilalui dengan sangat hati-hati.
Meski telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya, Marcelina sebenarnya takut berkendara di medan seperti itu. “Saya takut tiap kali lewat jurang karena jalannya sempit, tambah lagi jelek, tambah lagi berlumpur, pokoknya serba jelek,” ungkap Marcelina yang juga merupakan kader Posyandu di Lembang Mesakada seraya tertawa.


Sesampainya di Tandung, Santi dan Marcelina pun segera melakukan pendataan dan mengajak warga untuk mengikuti Vaksinasi COVID-19 Inklusif yang akan dilakukan pada 15 November 2022. Program vaksinasi ini diinisiasi oleh Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children dan Sulawesi Community Foundation (SCF), berkolaborasi dengan Puskesmas Salimbongan dan pemerintah desa, untuk membantu masyarakat yang mengalami hambatan agar dapat memperoleh vaksinasi COVID-19. Lansia, penyandang disabilitas, masyarakat yang tinggal jauh dari layanan kesehatan, serta kelompok rentan lainnya merupakan sasaran dari program ini.
“Jarak dari Puskesmas Salimbongan ke wilayah-wilayah kami itu lumayan jauh, bisa sampai 50 kilometer. Oleh karena itu, program ini sangat membantu. Bagi saya pribadi, kenapa program ini tidak dilakukan dari dulu. Kalau dulu, kita yang cari sasaran, kita pula yang menyuntik. Untunglah ada program ini yang bisa membantu capaian vaksin di wilayah kami,” kata Muhammad Idris, Koordinator Imunisasi Puskesmas Salimbongan.
Lembang Mesakada adalah satu dari sebelas desa yang masuk kategori desa sangat tertinggal di Sulawesi Selatan. Desa dengan luas wilayah 135 km2 ini dihuni oleh 4.533 jiwa yang mayoritas bekerja sebagai petani. Dari tujuh dusun yang ada di Lembang Mesakada, Tandung adalah salah satu yang terjauh.

“Jadi kendala utama di lapangan itu, pertama kita biasanya langsung ditolak karena orang-orang kurang memahami dan tidak mau divaksin. Jadi seringkali kami butuh waktu lama untuk memberi mereka pemahaman baru mau divaksin,” ungkap Marcelina.
Kondisi jalan yang buruk dan jarak yang jauh menjadi kendala utama bagi Santi dan Marcelina untuk menjangkau seluruh warga agar bisa mendapat vaksinasi. Meski begitu, mereka tetap bertekad karena kesehatan adalah hak semua orang, termasuk mereka yang tinggal di Lembang Mesakada.