SEMANGAT VAKSIN DAENG GASSING, LANSIA DARI DUSUN BORONG BILALANG DI GOWA

“Pak, tabe’ ini masker (Pak, maaf  ini ada masker),” kata saya kepada Daeng Gassing sambil menyodorkan masker untuk dipakai.

Kasi pegangki, netra ini bapak (Taruh di tangannya, bapak ini tunanetra),” Pak Agus Rani memberitahu saya.

Masker saya taruh di tangannya. Lalu ia pun memakainya.

Daeng Gassing baru saja tiba dan duduk menunggu antrian di meja pendaftaran kegiatan Vaksinasi COVID-19 Inklusif. Kegiatan vaksin ini dilaksanakan Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children dan Sulawesi Community Foundation yang bekerja sama dengan 2 organisasi penyandang disabilitas, Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Yayasan PerDIK) dan Difabel Community Gowa (DC Gowa).

Le’ba’ maki’ nganre? (Bapak sudah makan?),” tanya Ibu Fatmawati Ali, petugas skrining Puskesmas Kampili dari meja pemeriksaan kesehatan.

Appuasa ya (saya sedang puasa),” jawab Daeng Gassing.

Nombong jaki’? (tambah nasi?),” canda Ibu Fatma.

Nombong I tawwa, nasaba’ berasa’ berua ri dannaria na pallu” (jelas menambah karena beras baru panen dia masak tadi subuh),” Pak Agra menimpali.

Di balik maskernya, tawa Daeng Gassing pecah mendengar canda Pak Agus Rani atau yang biasa dipanggil Pak Agra.

Senin 19 september 2022, vaksinasi COVID-19 inklusif dilaksanakan di Julubori, Kec. Palangga, Kab. Gowa. Tepat di halaman rumah Pak Agus Rani yang menjadi penggiat organisasi DC Gowa. Hari yang sama Daeng Gassing menjalankan puasa sunnah. Namun, ibadah puasa tak menghalangi keinginan pria umur 69 tahun ini divaksinasi COVID-19.

Seusai melalui pencatatan identitas dan pemeriksaan kesehatan, pria kelahiran 29 September 1953 ini menerima suntikan vaksin. Sebenarnya ini kali kedua ia divaksin COVID-19. Namun, sayangnya rentang waktu vaksin pertama dengan vaksin kedua melwati jarak waktu yang disarankan sehingga vaksinasi perlu diulang dari awal. Hal ini mengakibatkan nama Makke Daeng Gassing tetap terhitung sebagai penerima vaksin dosis 1.

Petugas Puskesmas yang menyuntik meminta Daeng Gassing tak langsung beranjak dari kursinya. “Mempo-mempo maki’ (silahkan istirahat sejenak),” kata petugas. Setelah dirasa cukup, petugas mempersilakannya untuk berdiri.

Pak Agus Rani menuntunnya dari kursi dan meminta panitia membawakan makanan yang disediakan. “Daeng, ini kita’ pake’ buka puasa nanti (Pak, ini untuk buka puasa nanti),” kata Pak Agra menyodorkan dua kotak kue kepada Daeng Rani.

Menjelang zuhur, pria dari Dusun Borong Bilalang yang sehari-harinya menjadi muadzin (orang yang mengumandangkan adzan) ini meminta diantar ke masjid. Setelah vaksin ia tetap melanjutkan rutinitasnya, mengingatkan warga dusun sekitarnya bahwa waktu salat segera tiba.

(Pen. Muh. Mubaraq. AM)

 

Author
SCF

Sulawesi Community Foundation

Skip to content